Tugas Uas Pisi B/4117026
Tugas
UAS
Internet
Of Thing – Kualitas Udara
(Karbondioksida,Metana,dan
Karbonmonoksida)
Mata
Kuliah : Pengembangan dan Implementasi Sistem Informasi
Dosen
: Endang Kurniawan, MM, M.Kom., CEH, CHFI, CIPM.
Nama
: Arta Wahyu Ajifebrianto
Nim
: 4117026 / B
PROGRAM
STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS
SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS
PESANTREN TINGGI ‘DARUL ULUM’
JOMBANG
2019
Latar
Belakang
Faktor kesehatan menjadi salah satu peran penting
dalam meningkatkan kualitas hidup manusia. Rendahnya kualitas udara di kota
padat penduduk dapat menyebabkan penurunan tingkat kesehatan secara signifikan.
Karbon monoksida sebagai polutan utama berhak mendapatkan sorotan lebih dalam
penanganannya. Penelitian ini fokus terhadap pendeteksian gas karbon monoksida
di dalam ruangan. Pada penelitian sebelumnya telah dikembangkan IoT middleware
yang dapat memecahkan masalah interoperabilitassintaksis. Sistem yang
dikembangkan akan diintegrasikan dengan IoT middleware yang sudah ada. Untuk
memudahkan interaksi dengan pengguna, pengembangan dilakukan dengan pembuatan
aplikasi untuk telepon pintar berbasis sistem operasi Android yang memberikan
antarmuka yang lebih mudah dimengerti oleh pengguna dan dapat memberikan
pemberitahuan di aplikasi apabila nilai pembacaan sensor melebihi batas aman.
Terdapat beberapa parameter untuk menguji sistem yang dikembangkan, diantaranya
integrasi, pengujian sistem berbasis konteks, dan Quality of Service (QoS).
Berdasarkan hasil pengujian pada sistem ini,
didapatkan bahwa sistem yang dikembangkan memiliki integritas data yang
sempurna. Disisi lain, sistem yang dikembangkan memenuhi kaidah komputasi
berbasis konteks.
Faktor kesehatan menjadi salah satu
peran penting dalam meningkatkan kualitas hidup
manusia. Penggunaan berbagai macam sensor secara langsung sudah banyak
diaplikasikan di beberapa negara maju untuk memonitor kondisi lingkungan,
seperti kualitas air, udara, dan tanah. Salah 1satu ciri udara bersih adalah
terbebas dari zat polutan, baik polutan primer maupun sekunder. Karbon
Monoksida yang memiliki rumus kimia CO merupakan polutan terbesar, terutama
pada kota – kota metropolitan. Gas CO tidak dapat terbentuk dari aktifitas
alami, namun bisa dihasilkan dari pembakaran yang tidak sempurna seperti pada
kendaraan bermotor yang tidak memiliki catalytic converter dan asap pabrik. CO
sering dijuluki “Silent Killer” karena sifatnya yang tidak berwarna dan tidak
berbau. Hemoglobin (Hb) dalam darah manusia yang bertugas untuk mengikat
Oksigen (O2) dan mengedarkannya ke seluruh tubuh, akan lebih tertarik untuk
mengikat CO dikarenakan berat jenisnya yang lebih ringan.
Studi
Literatur
Lingkungan yang sehat sangat berpengaruh terhadap
kesehatan fisik makhluk hidup. Faktor penting penunjang lingkungan yang sehat
adalah kualitas udara yang memenuhi standar kesehatan. Udara mengandung oksigen
yang dibutuhkan untuk hidup. Namun selain oksigen, terdapat zat lainnya dalam
udara seperti karbon monoksida, karbon dioksida, formaldehid, jamur, virus,
bakteri, debu dan sebagainya. Oksigen di dalam maupun di luar ruangan dapat
terkontaminasi dengan zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan. Dalam batasan
tertentu kadar zatzat tersebut masih dapat dinetralisir namun jika melampaui
batas normal maka dapat mengganggu kesehatan. World Health Organization (WHO)
menyatakan bahwa terdapat zat berbahaya yang berasal dari bangunan, material
konstruksi, peralatan, proses pembakaran atau pemanasan dapat memicu masalah
kesehatan.Peningkatan aktivitas manusia telah memicu masalah pencemaran udara,
sehinggadibutuhkan solusi untuk dapat meminimalisir efek yang dapat mengganggu
kesehatan.Walaupun pada saat tertentu manusia dapat menggunakan indera untuk
memperkirakan jikaudara di lingkungan sekitarnya berada pada level normal dan
tidak tercemar ataupun sebaliknya,namun untuk melakukan pemantauan secara terus
menerus, manusia dibatasi oleh ruang danwaktu. Untuk melakukan pemantauan
secara real-time dan mendapatkan data mengenai kualitasudara dapat dilakukan
dengan membangun suatu perangkat keras yang terhubung dengan sistem pemantauan
kualitas udara. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang
telah dilakukan sebelumnya ,yang menghasilkan prototipe detektor kualitas udara
dengan menggunakansensor dan mikrokontroler. Prototipe tersebut dapat
memberikan notifikasi melalui alarm mengenai kualitas udara di dalam ruangan
yang terdeteksi oleh sensor. Pengembangan penelitian dilakukan dengan
menambahkan fitur pemantauan data kualitas udara melalui platform Internet of
Things (IoT). Data yang didapat dari sensor dikirimkan ke IoT platform, dan
dapat dianalisa lebih lanjut untuk mendapatkan informasi mengenai kualitas
udara di dalam ruangan. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana
menggembangkan sistem notifikasi yang dapat menginformasikan mengenai kualitas
udara pada suatu ruangan dan dapat merekam data kualitas udara melalui IoT.
Penelitian ini bertujuan untuk membantu meningkatkan kesadaran mengenai
pentingnya kualitas udara yang baik dan level kewaspadaan jika terjadi
pencemaran yang disebabkan oleh gas maupun zat lainnya yang berbahaya bagi
kesehatan manusia. Sistem yang dibangun dalam implementasinya diharapkan dapat
bermanfaat untuk meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya kualitas udara yang
sehat dalam ruangan. Sistem ini dapat digunakan untuk bangunan dengan ruangan
tertutup seperti di dalam rumah, ruangan sekolah, kantor, rumah sakit, hotel
atau bangunan lainnya.
Metodologi
Penyusunan Laporan
Penelitian ini mengacu pada model prototipe [10]
dengan tahapan seperti pada Gambar
1. Penelitian ini dimulai dengan proses komunikasi
(comunication) untuk menentukan tujuan
dan perencanaan cepat (quick plan) untuk
mengidentifikasi kebutuhan dan pemodelan
(modeling quick design) dari sistem yang dirancang.
Tahap selanjutnya adalah konstruksi
prototipe (construction of prototype) yang terkait
dengan perakitan perangkat keras dan
pemrograman. Setelah perangkat keras dan program
selesai dibuat, maka tahap berikutnya
adalah menyajikan sistem untuk dievaluasi (deployment
delivery and feedback) oleh calon
pengguna untuk mendapatkan masukan mengenai sistem
yang dibuat dan untuk pengembangan
selanjutnya.
Gambar 1 Model Prototipe
Variabel yang diamati adalah level kualitas udara
dengan parameter zat-zat seperti
Ammonia (NH3), Nitrogen Oxcide (NOX), Alcohol,
Benzena, Carbon Monoxide (CO), dan
Carbon Dioxcide (CO2) yang terkandung dalam udara di
dalam ruangan. Sedangkan teknik
pengumpulan data dilakukan dengan melakukan studi
literatur, eksperimen, pengujian
fungsionalitas alat, pengujian pengukuran nilai
kualitas udara dan menyimpulkan hasil secara
keseluruhan.
Hasil
Laporan
Metodologi penilitian menjelaskan urutan
langkah-langkah yang akan digunakan dalam penelitian ini. Dengan adanya
sistematika penulisan ini, proses penelitian diharapkan dapat dipahami dengan
baik. Urutan penelitian akan dijelaskan pada gambar 2 dibawah ini.
Gambar 2. Metodologi Penelitian 3.1 Dasar
Teori
Peneliti akan menggunakan Internet of Things sebagai
objek penelitian dengan menggunakan NodeMCU. Dasar teori yang digunakan
1diambil dari referensi 1ilmiah, jurnal penelitian yang diterbitkan oleh
institusi terpercaya, dan beberapa penelitian yang dilakukan sebelumnya. 3.2
Perancangan Sistem
Peneliti akan mengembangkan sebuah sistem untuk
mendeteksi kadar karbon monoksida dengan memanfaatkan IoT middleware berbasis
event-driven yang sudah ada. Peneliti menggunakan sebuah sensor MQ7 pada setiap
node. MQ7 merupakan sensor yang sensitif terhadap karbon monoksida (CO).
Berikut di sediakan gambar rancangan sistem yang akan dibangun pada gambar 3
dibawah ini.
Gambar 3. Rancangan Sistem Deteksi Karbon
Monoksida
Implementasi Sistem
Dari perancangan tersebut, sensor dihubungkan dengan
NodeMCU yang memiliki integrasi dengan modul WiFi ESP8266, sehingga data hasil
pembacaan sensor dapat langsung dikirim ke IoT middleware melalui. jaringan
WiFi. Bahasa Lua akan digunakan dalam memberikan perintah kepada NodeMCU. Perintah
itu digunakan untuk menginisialisasi GPIO yang akan digunakan, beserta fungsi
masing – masing GPIO yang digunakan.
Perintah yang dituliskan dalam bahasa Lua juga
digunakan untuk mengonfigurasi koneksi WiFi yang digunakan 1untuk mengirim data
1sensor ke middleware.
Pada middleware, peneliti dapat langsung mengirim data
ke middleware yang sudah di konfigurasi sebelumnya. Data dari node sensor
diterima oleh middleware dan di teruskan ke data center. Di data center, akan
dijalankan logika, yaitu jika nilai pembacaan sensor melebihi batasan aman,
maka data center akan mengirimkan status kadar CO meningkat dan berbahaya.
Namun jika nilai pembacaan sensor tidak melebihi batasan aman, maka data center
akan mengirimkan status kadar CO di udara normal dan dalam keadaan aman. Data
center juga bertugas menyediakan nilai rata – rata untuk aplikasi telepon
pintar. Untuk mencapai itu semua, dibuat sebuah program menggunakan bahasa
Python. 3.4 Pengujian dan Analisis
Pengujian akan dilakukan pada sebuah ruangan berukuran
5×5 meter. Node sensor akan diletakkan di sebuah ruangan tersebut. Node sensor
akan dinyalakan dan dibiarkan selama 60 detik untuk memanaskan sensor dan
mendapatkan hasil pembacaan sensor yang akurat. Setelah 60 detik, node sensor
akan mulai mengirim data ke middleware setiap 30 detik sekali. Pada ruangan
pengujian, disediakan middleware yang telah dikembangkan sebelumnya.
Selanjutnya data dari middleware akan diteruskan ke data center untuk diolah
dan disimpan. Data yang selesai diolah akan dikirmkan ke perangkat pengguna
berupa laptop atau smartphone yang memiliki akses ke jaringan. Pada pengiriman
data dari sensor ke middleware, akan diuji kinerja sistem berdasarkan Quality
of Service.
IMPLEMENTASI
Alur Komunikasi
Sistem
Pada sistem ini ada tiga bagian utama berdasarkan
tugasnya, yaitu node sensor CO menjadi publisher, 1Raspberry Pi 2 model B akan
1menjadi middleware, dan komputer beserta telepon pintar akan menjadi
subscriber. Model dan ukuran data serta Quality of Service yang digunakan ditentukan
oleh peneliti. Perancangan alur komunikasi sistem dapat dilihat pada gambar 4
berikut ini.
Gambar 4. Alur Komunikasi Sistem
Kesimpulan
Tahap akhir dari penelitian ini adalah pengambilan
kesimpulan dan saran. Pengambilan kesimpulan dilakukan setelah proses
perangkuman hasil analisis. Kesimpulan diharapkan dapat menjawab seluruh
rumusan masalah yang telah disampaikan pada Bab I. Setelah itu, peneliti akan
menerima saran dari hasil yang telah dicapai, yang akan digunakan untuk
memperbaiki kesalahan pada pengembangan yang akan datang.
Comments
Post a Comment